مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahimnya.” (Muttafaqun ‘alaih dari Anas radhiyallahu ‘anhu).
Seperti hal yang di tulis dari hadist Nabi SAW yang berbunyi di atas, silaturrahim adalah bahwa ia bisa membuat rezeki seseorang menjadi bertambah luas dan memperpanjang usia. Maksud dari hadist tersebut adalah :
- “Siapa yang hendak dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (H.R. Bukhari Muslim).
- Rezeki berlimpah dan berkah adalah dambaan setiap orang. Baik rezeki berupa materi maupun yang non materi kalau bisa banyak dan berkah. Salah satu kunci mendapatkan rezeki itu melalui usaha.
Namun, banyak orang di antara kita yang menyanggah bukankah rezeki dan umur sudah Allah SWT tetapkan bahkan sebelum kita dilahirkan?!
Maka dalam menyikapi hadits shahih dari Rasulullah Saw kita harus memiliki pandangan yang bijak, sebab boleh jadi apa yang disampaikan Rasulullah Saw ini adalah makna tersirat bukan yang tersurat.
Makna yang bisa kita dapatkan dan pahami dari hadist tersebut adalah:
1. Allah SWT akan memanjangkan umur sebab silaturrahmi. Karena kita rajin menjalin dan membina hubungan baik dengan sesama, maka kita akan dicintai dan disenangi orang. Meski kita sudah wafat sekalipun, namun nama kita masih disebut dan dikenang banyak orang. Contohnya pada tokoh-tokoh pahlawan, sampai saat ini jasanya masih dikenang. Hubungan yang pernah mereka bangun, kebaikan mereka, dan jasa mereka kepada orang lain akan menjadi doa kebaikan untuknya.
2. Maksud dari Silaturrahmi dapat memanjangkan umur, bisa kita pahami bahwa Allah SWT memberikan keberkahan untuk seseorang. Katakanlah untuk menjadi seorang dokter spesialis seseorang harus menimba ilmu bertahun-tahun. Saat ia praktik pun ia boleh memasang tarif yang ia inginkan. Namun bila ada seseorang yang rajin menjalin hubungan baik dan suka bersilaturrahmi kepada dokter spesialis ini, tentu sang dokter akan enggan menerima bayaran dari orang baik tersebut. Ini bisa di sebut sebagai menambah rezeki. Disamping itu, orang baik yang suka bersilaturrahmi kepada dokter ini boleh bertanya apa saja kepada dokter tentang ilmu yang dokter kuasai tanpa harus kuliah kedokteran yang memakan waktu bertahun-tahun. Pria itu bisa dapat informasi tentang ilmu medis dalam waktu singkat tanpa harus buang-buang umur. Bukankah ini yang namanya panjang umur?! Apalagi, sang dokter pastilah akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan orang baik ini yang senantiasa menjaga hubungan silaturrahmi.
3. Artikel guratan milik Hendro yang menyingkap sebuah hikmah dari kebiasaan silaturrahmi, menjelaskan pada tahun 1965-1974, dua ahli epidemi penyakit yang melakukan riset pada gaya hidup seseorang di Alameda California yang berjumlah kurang lebih 4000 orang. Hasil yang di dapatkan adalah angka kematian 3 kali lebih tinggi pada orang yang tertutup dibandingkan dengan orang-orang yang rajin bersilaturrahmi dan menjalin hubungan. Riset tersebut menyimpulkan bahwa biaya kesehatan lebih rendah didapati pada keluarga yang suka bersilaturrahmi dengan orang lain, dan konon keluarga yang seperti ini jauh lebih sehat dibandingkan keluarga-keluarga lain.
MacArthur Foundation di AS mengeluarkan kesimpulan sejalan yang menyatakan bahwa manusia lanjut usia (manula) bisa bertahan hidup lebih lama itu karena disebabkan mereka kerap bersilaturrahmi dengan keluarga dan kerabat serta rajin hadir dalam pertemuan-pertemuan.
Begitu dahsyatnya manfaat silaturrahmi yang diajarkan oleh Rasulullah Saw hingga ilmu pengetahuan modern telah membuktikan kebenaran bahwa ia dapat memperpanjang umur.
4. Bagaimana dengan silaturrahmi bisa menambahkan rezeki?! Rezeki bisa mudah dicari selagi kita punya hubungan baik dengan sesama. Karena suka berbuat baik terhadap orang lain, maka mereka pun akan berbuat baik kepada kita. Inilah yang seterusnya akan berkembang menjadi sebuah kepercayaan dan amanah. Bagaimana seseorang akan mempercayakan hartanya kepada kita untuk diurus dan dikelola, kalau kita tidak mempunyai hubungan baik kepadanya, apa kita bisa mempercayainya dan berani memberikan amanah padanya?
Seorang sosiolog Harvard bernama Mark Granovetter melakukan riset pada cara bagaimana orang mendapatkan pekerjaan. Riset ini dilakukan pada tahun 1970-an. Ia menemukan bahwa mayoritas orang mendapat pekerjaan berdasarkan koneksi pribadi. Karena koneksi atau hubungan silaturrahmi itulah seseorang mendapatkan pekerjaan.
Silaturrahmi yang mendatangkan rezeki barangkali terjawab dalam beberapa pengalaman ini;
Suatu hari ayah berpesan pada saya agar selalu datang setiap pagi ke rumah orang tua sebelum berangkat mencari nafkah. Beliau meminta ini sebab berkaca kepada seorang ibu janda yang sukses dalam mendidik anak-anaknya.